Madu Berkhasiat Sebagai Antibiotik Alami


Madu Asli berfungsi sangat kuat dan melawan kuman sehingga tidak ada satu kuman pun yang sanggup berhadapan dengan madu. Beberapa penemuan membuktikan bahwa di dalam madu terdapat unsur oksidasi yang menjadi pengurai gula di dalam darah lebih mudah, yang tidak membuat kadar gula semakin bertambah tinggi. Madu yang kaya dengan vitamin B1, B5 dan G, justru sangat diperlukan bagi penderita kencing manis. Karena madu mengandung sekitar 100 unsur berbeda yang dianggap sangat urgen bagi tubuh manusia, khususnya bagi penderita diabtesi tersebut.


Seorang filsuf dan penulis Yunani, Athenaeus, menyatakan bahwa siapa saja yang rajin mengonsumsi madu setiap hari akan bebas dari penyakit selama hidupnya. Dia tidak mengada-ada karena di dalam madu memang termuat rupa-rupa nutrisi yang unik dan potensial untuk memelihara kesehatan dan kecantikan.
Madu memiliki kekuatan menyembuhkan yang hebat. Berbagai nutrisi yang dikandungnya telah lama dimanfaatkan untuk mengatasi luka bakar, menambah stamina, menaikkan gairah seksual, bahkan dapat mencegah kanker.
Madu pun merupakan perawat keindahan kulit yang bermutu.
Seorang ilmuwan dari Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat, menulis dalam Journal of Apicultural Research bahwa khasiat masing-masing madu bisa saja berbeda, namun semua jenis madu pasti mengandung antioksidan, seperti vitamin E dan vitamin C, yang sama kadarnya.
Antioksidan tersebut diyakini mampu mencegah terjadinya kanker, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.
Temuan lain yang dilakukan oleh ilmuwan dari Universitas Illinois-Amerika Serikat dan dipublikasikan dalam Journal of Apicultural Research. Hasil penelitiannya mengungkap, bahwa di dalam madu mengandung vitamin yang berfungsi sebagai antioksidan, seperti vitamoin C dan E. Vitamin ini adalah penangkal radikal bebas, salah satu penyebab dari penyakit kanker.

Meskipun madu baik dikonsumsi, menurut Prof. Ali, anak di bawah satu tahun tidak disarankan mengkonsumsi madu. Organ pencernaan anak dibawah satu tahun sedang berkembang dan belum sempurna. Jika diberikan madu, akan membuat organ pencernaan kurang optimal untuk mengekskresikan enzim-enzim pencernaan. Madu akan membuat enzim di dalam tubuh anak malas bekerja.

Untuk orang dewasa dan anak di atas satu tahun, mengkonsumsi madu sebaiknya dilarutkan dengan air agar nudah diserap tubuh. Minum madu sebaiknya dilakukan 2 jam sebelum makan atau 3 jam setelah makan agar dapat diserap maksimal oleh tubuh.

Tip Memilih Madu

Madu asli biasanya tidak terlalu disukai semut karena kandungan gulanya jenis gula sederhana. Jika madu disukai semut berarti madu palsu yang mengandung campuran gula pasir.

1. Untuk mengetahui madu palsu bisa juga dilakukan dengan meneteskan madu di atas koran, jika koran cepat basah tertembus madu berarti madu palsu karena di dalam madu tersebut banyak mengandung air yang biasannya dimasukkan saat melarutkan gula pasir sebgai campuran madu.

2. Kocok madu, jika madu banyak berbuih atau bergelembung berarti madu bermutu rendah.

3. Cara lain mengetahui madu palsu bisa dilakukan dengan membasahi korek api dengan madu, jika korek masih menyala digeretkan berarti madu asli. Namun jika tidak menyala berarti madu palsu karena korek menjadi basah akibat kandungan air yang tinggi.
Asam amino, karbohidrat, protein, beberapa jenis vitamin serta mineral adalah zat gizi dalam madu yang mudah diserap sel-sel tubuh.
Asam amino bebas dalam madu mampu membantu penyembuhan penyakit, juga sebagai bahan pembentukan neurotransmitter atau senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak. Madu juga mengandung zat antibiotik yang berguna untuk mengalahkan kuman patogen penyebab penyakit infeksi.
Karbohidrat madu termasuk tipe sederhana. Rata-rata komposisinya adalah 17,1 persen air, 82,4 persen karbohidrat, 0,5 persen protein, asam amino, vitamin, dan mineral.
Karbohidrat tersebut utamanya terdiri dari 38,5 persen fruktosa dan 31 persen glukosa. Sisanya, 12,9 persen karbohidrat yang terbuat dari maltose, sukrosa, dan gula lain. Sebagai karbohidrat, satu sendok makan madu dapat memasok energi sebanyak 64 kalori.
Berkat kekayaan zat gizinya, tak heran jika madu sejak jaman baheula digunakan sebagai obat.
Bangsa Mesir kuno misalnya sudah memanfaatkan madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat benda tajam.
Dalam penelitian ribuan tahun kemudian ditemukan sifat antiseptik ringan dan antimikrobial dari madu.
Karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri itulah madu mampu mempercepat penyembuhan luka.
Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada perlukaan dan aksi anti inflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan.

Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru, sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit, madu yang sangat potensial untuk menghentikan penyebaran penyakit ganas.
Reputasi madu untuk mengatasi gangguan pernapasan masih tetap diakui, terutama untuk mengusir dahak atau cairan yang menyumbat saluran pernapasan.
Masyarakat Yunani dan Romawi percaya khasiat madu sebagai dekongestan (pelega hidung saat pilek).
Madu juga memiliki sifat penenang yang ringan. Maka itu masyarakat tradisional sering membubuhkan madu pada segelas susu untuk diminum sebelum tidur. Minuman ini membuat mereka rileks dan bisa segera tidur nyenyak.

Hampir semua makanan manis akan merangsang otak untuk memproduksi endorfin atau pembunuh nyeri alami di dalam tubuh. Tak terkecuali rasa manis alami yang dihasilkan madu. Berkaitan dengan kadar fruktosanya yang tinggi, membuat madu mempunyai efek laksatif atau pencahar yang ringan.
Efek lain dari madu yang dipercaya sejak lama, yakni sebagai aprodisiak atau pembangkit gairah seksual.
Istilah honeymoon (bulan madu) berasal dari tradisi kuno masyarakat Eropa Utara, ketika pasangan pengantin baru diharuskan mengonsumsi madu dan mead (minuman sejenis wine yang dibuat dari fermentasi madu) yang diyakini bersifat aprodisiak tadi.

Madu juga memiliki aktivitas sebagai disinfektan ringan, sehingga mampu menyembuhkan radang tenggorokan.
Cairan manis ini juga bisa meningkatkan produksi saliva atau cairan ludah yang dapat membantu mengatasi tenggorokan yang kering atau teriritasi.
Segelas air hangat dicampur lemon dan madu merupakan ramuan tradisional yang biasa digunakan untuk mengikis radang tenggorokan.
Jika ingin awet muda, tetap segar dan bugar walau sudah berusia tua, selalu makan madu secara rutin.

Kaum perempuan di Mesir, Yunani, dan Rusia memang sudah memanfaatkan madu sejak lama untuk memelihara kecantikan kulit muka agar tetap cantik dan bersih. Juga untuk menghilangkan noda dan bintik-bintik hitam (hiperpigmentasi) , serta mencegah keriput. Ramuan berupa 100 gram madu dicampur 25 ml alkohol dan 25 ml air bersih bisa dicoba untuk merawat keindahan kulit.

Manis alami madu telah digunakan di Inggris hingga pertengahan abad ke-17, untuk menambah nikmat rasa makanan dan minuman.
Sayang kebiasaan ini kemudian berubah ketika orang mulai memproduksi gula.
Butiran putih ini dianggap lebih berkelas dan hanya golongan berstatus sosial tinggilah yang mampu menjangkaunya.
Tetapi, di akhir abad ke 17 gula semakin meluas pemakaiannya, tak hanya terbatas pada kalangan atas.
Keluarga kerajaan pun kembali pada kebiasaan semula, yakni menyantap roti yang diolesi madu berkualitas tinggi tentunya.
Tak ada salahnya bila kita mencontoh gaya hidup ala Ratu Inggris, sarapan madu setiap hari.

Zat Gizi Terkandung

Di dalam madu terkandung beragam zat gizi dan non gizi yang potensial untuk memelihara kesehatan. Komposisi zat gizi utama madu adalah karbohidrat, seperti fruktosa sebanyak 41.0%, glukosa 35%, sukrosa 1.9%, dan dekstrin 1.5%. Zat gizi lainnya adalah mineral, seperti kalsium, fosfor, natrium dan besi. Vitamin B1, B2, B3, B6, C dan E juga terkandung di dalam madu. Sedangkan kandungan non gizi yang bermanfaat di dalam madu adalah enzim amilase yang berfungsi mencerna karbohidrat. Enzim protease membantu pencernaan protein, enzim laktase si pencerna laktosa susu serta enzim lipase yang berfungsi sebagai pencerna lemak. Berikut kandungan zat gizi madu/100

Energinya Mudah Diserap

Madu mengandung gula sederhana, seperti fruktosa dan galaktosa. Dua jenis gula ini merupakan gula sederhana yang mudah diserap oleh usus sehingga dapat menghasilkan energi lebih cepat. Sangat baik untuk memulihkan energi setelah berpuasa atau setelah beraktifitas berat, seperti berolahraga atau kerja berat agar tubuh secara cepat mendapatkan energi.

Peranan enzim di dalam madu, seperti enzim diasstase sangat penting. Di dalam tubuh, enzim ini akan merubah pati menjadi energi. Enzim lain seperti invertase berfungsi mengubah gula pasir menjadi gula sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh.

Baik untuk Jantung

Jantung adalah organ tubuh yang bekerja sepanjang manusia hidup tanpa henti. Selama bekerja, organ ini memerlukan glukosa sebagai sumber tenaga. Gula jenis glukosa banyak terdapat di dalam madu. Konsumsi madu 70 g setiap hari selama 2 bulan oleh pasien yang mengidap penyakit jantung menunjukan kondisi perbaikan fisik serta aliran darah semakin normal.

Selain baik untuk kesehatan jantung, madu juga baik untuk organ pencernaan. Ini dikarenakan madu mengandung mangan yang dapat membantu proses pencernaan dan penyerapan zat gizi di dalam tubuh. Madu juga mengandung bergam enzim, seperti diastase, vertase, katalase, dan fosfase. Enzim-enzim ini semuanya berperan di dalam pencernaan zat gizi.

Antibiotik Alami

Penelitian yang dilakukan Puslitbang Gizi Bogor mengungkap, konsumsi madu secara teratur ternyata dapat meningkatkan performans kesehatan pada anak. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa tingkat morbiditas terhadap penyakit batuk dan pilek pada balita yang mengkonsumsi madu menurun.

Manfaat pemberian madu pada balita memang dapat meingkatkan daya tahan tubuh, ini disebabkan karena madu mengandung senyawa yang bersifat antibiotik. Zat anti bakteri di dalam madu dihasilkan oleh senyawa yang disebut inhine. Senyawa ini dapat bekerja seperti desinfektan, karenanya madu dapat digunakan sebagai penyembuh luka. Madu juga memiliki fungsi sebagai barrier sehingga bakteri tidak dapat menembus luka.

Kandungan gula yang tinggi di dalam tubuh juga dapat berfungsi sebagai pengawet dan pembunuh bakteri patogen. Sifat higroskopik atau menyerap air dari gula di dalam madu akan menyebabkan bakteri tidak dapat berkembang maksimal bahkan mati. Tingkat keasaman madu yang tinggi (pH 3.65) juga menyebabkan bakteri, kapang dan jamur tidak dapat leluasa berkembanag biak.

Secara alami, madu juga mengandung senyawa seperti flavonoid, glikosida dan polyphenol. Senyawa organik ini bersifat anti bakteri.


0 comments:

Recent Post