UPS atasi Gangguan Saat Listrik Padam

Uninterruptible Power Supply adalah kepanjangan dari UPS. Beberapa juga mengenalnya sebagai uninterruptible power source. Namun, secara global lebih dikenal dengan sebutan pertama. Sesuai dengan namanya, UPS adalah perangkat yang biasanya menggunakan baterai backup sebagai catuan daya alternatif, untuk dapat memberikan suplai daya yang tidak terganggu untuk perangkat elektronik yang terpasang.

Dari fungsinya ada dua macam UPS, yaitu offline UPS dan online UPS. Online UPS sering disebut juga sebagai line-interactive UPS. Keduanya memiliki perbedaan mendasar pada fungsi dan kegunaannya.

Offline UPS

Tipe UPS offline tetap dalam posisi idle, selama catuan daya yang diberikan normal. UPS offline baru beraksi jika terjadi power failure, battery backup UPS offl ine mengambil alih tugas sebagai sumber catuan daya.

Online UPS

Berbeda dengan offline UPS, online UPS bekerja terus menerus, dengan perangkat yang memerlukan catuan daya darinya. Sebagai catuan daya cadangan, biasanya menggunakan baterai lead-acid. Selama beroperasi UPS online juga melakukan recharge ulang agar baterai dapat sewaktu-waktu digunakan. Online UPS juga disebut sebagai line-interactive. Ini dikarenakan UPS tipe ini juga memberikan perlindungan tambahan selain dari power failure total dengan padamnya listrik. Online UPS juga melindungi perangkat dari beragam gangguan yang dapat terjadi karena gangguan catuan daya. Itu sebabnya beberapa online UPS juga berfungsi sebaga power dan line conditioner. Kebanyakan UPS yang ditujukan untuk PC adalah online UPS ini. Sebenarnya penggunaan UPS tidak dikhususkan untuk digunakan pada PC. Beberapa perangkat elektronik yang juga sensitif terhadap gangguan listrik juga menggunakannya. Sebut saja perangkat telekomunikasi, di mana gangguan listrik dapat mengakibatkan berbagai macam risiko. Mulai dari risiko kecelakaan, gangguan secara bisnis, sampai hilangnya data penting. Itu sebabnya UPS memiliki beragam jenis, desain, dan ukuran. Mulai dari kapasitas minimal 200 VA, untuk sekadar dapat melindungi sebuah PC tanpa monitor, sampai UPS untuk sebuah data center dengan kapasitas ribuan KVA bahkan mega Watt. Untuk ukuran kapasitas yang sangat besar, UPS bahkan memerlukan generator untuk dapat bekerja optimal.


Namun, UPS tetap berbeda secara fungsi dengan standby generator atau sering disebut sebagai genset. Jika generator atau genset tidak dapat melindungi dari gangguan catuan daya yang intermitten, generator hanya bertugas sebagai catuan daya pengganti dari penyedia aliran listrik (di Indonesia, PLN). Generator menggantikan catuan daya, sekiranya listrik padam. Namun saat perpindahan catuan daya listrik, ke sumber catuan daya dari generator, tetap memerlukan delay waktu yang akan terasa secara kasat mata. Ini akan terjadi, baik untuk generator otomatis maupun manual. Untuk lingkungan kerja di gedung dengan genset, UPS diletakkan untuk bekerja, baik untuk catuan daya normal maupun dari generator. Saat terjadi pemadaman listrik, catuan daya cadangan UPS akan mempertahankan perangkat bekerja normal, sebelum generator aktif secara otomatis atau manual. Penggunaan sistem terintegrasi antara UPS dan stand by generator ini, biasa disebut sebagai emergency power systems. Sebagai contoh pada data center dan beberapa perangkat telekomunikasi vital, rumah sakit juga menggunakannya baik secara total maupun parsial.

Common Power Problems

Kebanyakan orang memiliki anggapan UPS hanya akan berguna pada saat listrik padam. Dengan ketersediaan catuan daya cadangan dengan baterai, pernyataan tersebut memang benar. Setidaknya penggunanya memiliki kesempatan untuk melakukan proses penyimpanan data dan melakukan proses shutdown secara normal. Namun dengan maraknya ragam ketersediaan UPS, khususnya untuk UPS online, fungsinya tidak hanya itu saja. Ada beragam gangguan catuan daya yang mungkin terjadi. Di sinilah fungsi UPS untuk mengkoreksinya. Inilah beberapa gangguan catuan daya dan beberapa gejala yang biasanya dirasakan:

1. Power failure atau padamnya catuan daya. Tandanya paling mudah dilihat, dengan tidak tersedianya catuan daya, baik lokal dari MCB ataupun dari PLN.

2. Voltage sag, turunnya tegangan di bawah rata-rata dalam waktu yang sangat singkat. Gejala yang dirasakan adalah meredupnya lampu pijar atau berkedipnya lampu TL (tungsten/neon).

3. Voltage spike, lonjakan tegangan listrik (voltage) dalam waktu yang sangat singkat. Spike atau peak voltage ini biasanya dipicu oleh kerusakan akut pada perangkat elektronik lain.

4. Under-voltage (brownout), adalah tegangan listrik (voltage) rendah dalam waktu lama. Biasanya dapat dirasakan dari lampu yang meredup dari biasa, kecepatan kipas atau blower indoor AC yang melambat sendiri, sampai lampu TL yang gagal start. Penyebab gangguan ini bisa terjadi akibat ada perangkat dengan motor yang sudah terlalu panas (overheating).

5. Over-voltage, meningkatnya tegangan listrik dari batas normal dengan jangka waktu yang lama. Jika waktunya singkat, maka disebut swell.

6. Line noise, gangguan distorsi pada gelombang sinyal listrik AC (alternate current). Gelombang sinyal AC seharusnya berupa gelombang sinusoidal dengan amplitude yang relatif tetap, line noise membuat pola gelombang ini terganggu. Line noise dapat disebabkan gangguan dari interferensi elektro magnetis.

7. Frequency variation, terjadinya variansi frekuensi dari standar normal frekuensi listrik AC (50 atau 60 Hz). Hal ini dapat terjadi dikarenakan perubahan speed dari perangkat listrik dengan motor.

8. Switching transient, terjadinya undervoltage (notch) yang terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Notch ini hanya terjadi dalam satuan nanosecond, namun akibatnya mulai dari memory loss, data error dan/atau data loss, dan kerusakan pada komponen dalam jangka panjang. Pada linear power supply seperti pada CPU, hal ini bisa terjadi karena gangguan pada linear transformer yang digunakan.

9. Harmonic distortion, terjadi karena dua gemlombang elektromagnetik saling bertumpuk, membuat gelombang sinyal DC terganggu. Hal ini bisa disebabkan panas berlebihan pada kabel dan sekering.

Kesembilan gangguan tersebut adalah gangguan dari catuan daya listrik yang dapat terjadi, juga dialami pada PC. Sedangkan UPS, khususnya online UPS yang diperuntukan untuk PC ditujukan untuk meminimalkan gangguan tersebut. Namun, tidak kesemua dari sembilan gangguan tersebut dapat teratasi. Beberapa produsen dan produk UPS tidak dapat mengatasi kesembilan jenis gangguan tersebut. Kebanyakan produk hanya dapat meminimalkan gangguan untuk kategori 3, 5, dan 9.

AVR

Beberapa UPS online yang kebanyakan ditawarkan untuk PC, juga dilengkapi dengan fungsi AVR (auto voltage regulator).Tambahan fungsi AVR memungkinkannya untuk menanggulangi gangguan-gangguan tambahan. AVR memungkinkan perangkat elektronik terlindungi dari voltage sag, voltage spike, brownout, dan over voltage. Perbedaaan antara arus listrik AC (alternating current) dan DC (direct current) membuat ada perbedaan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Ini juga berlaku untuk UPS. berikut
beberapa istilah yang sering digunakan.

Power Factor

Pada arus listrik DC, power merupakan hasil perkalian tegangan (volt) dan kuat arus (ampere). Power = volt x ampere Sedangkan, pada arus listrik bolak balik (AC) perhitungannya tidak sesederhana itu. Pada arus listrik bolak balik, arus listrik bergerak ke dua arah. Disebut sebagai reactive atau harmonic current/arus. Ini menyebabkan daya sesungguhnya yang digunakan berbeda jika sekedar mengalikan antara tegangan dan arus. Jika daya (apparent power) yang biasa sering disampaikan oleh produsen, biasanya daya hasil perkalian volt dan ampere (VA). Sedangkan konsumsi daya (actual power) sesungguhnya adalah konsumsi yang sesungguhnya (watt). Perbandingan keduanya disebut power factor. Sedangkan, actual power dapat dihitung dari hasil perkalian apparent power dikali power factor. Untuk perangkat komputer, perbedaan keduanya cukup mencolok. Hal ini lebih disebabkan karena kebanyakan perangkat PC bekerja pada arus DC, dan mengandalkan converter dengan power supply. Sehingga power factor (PF) ini perlu diperhatikan. Untungnya sekarang sudah banyak tersedia power supply unit (PSU) dengan power factor correction (PFC).

Mana yang Lebih Penting, Watt atau VA?

Seperti juga untuk PSU (power supply unit) untuk PC, salah satu spesifikasi yang sering disampaikan untuk UPS adalah kapasitas maksimalnya. Pada UPS keduanya sama penting, baik rating VA maupun watt. Watt rating pada UPS akan menyatakan beban watt maksimal yang dapat dibebani. Sedangkan, rating VA menyatakan arus maksimal yang mampu dilewati. Jika salah satu di antara VA dan watt terlewati, UPS akan kelebihan beban. Power factor dari beban yang terpasang juga akan mempengaruhi terutama pada daya tahan baterai. Kebanyakan produk memperhitungkan daya tahan baterai tidak dengan beban maksimal sesuai kapasitas maksimalnya.

PRINTER DAN UPS

Kebanyakan produsen UPS menganjurkan penggunanya untuk tidak menghubungkan printer ke dalam jaringan listrik yang terlindungi UPS. Anjuran ini sebetulnya lebih spesifik dikhususkan untuk jenis printer laser. Alasan utama sebetulnya pada ketidakpraktisan dan ekonomis untuk menghubungkan printer laser pada UPS. Khususnya untuk mendapat perlindungan back-up energy dari baterai UPS saat pasokan listrik padam (outage). Sebab sebuah printer laser terkecil untuk ukuran kertas A4 akan memerlukan daya tidak kurang dari kisaran 300 watt saat beroperasi. Sedangkan, saat ready sekitar sekitar 50 watt, dan idle atau power state standby sekitar 10 watt saja. Namun saat start up, printer laser akan membutuhkan daya tidak kurang dari sekitar 700 watt.Itu sebabnya printer laser tidak disarankan untuk dihubungkan dengan UPS. Khusunya UPS single PC, dengan kemampuan kisaran 500-600VA. Sedangkan untuk printer berbasis tinta, scanner, modem, router, wireless access point, ataupun alat pendukung lain yang tidak membutuhkan daya sebesar itu masih dimungkinkan. Beberapa UPS juga sering menyertakan keluaran khusus untuk fungsi surge protector saja. Artinya, port power output ini tidak disertai dengan perlindungan battery back-up saat terjadi power outage. Setidaknya cukup jarang terjadi skenario di saat listrik mati, dan yang paling perlu dilakukan adalah mencetak dokumen saat PC sedang bekerja dengan catuan listrik back-up dari baterai UPS

1 comments:

Anonymous said...

Informasi yang sangat menarik... Memang alat yang satu ini dbuthkan kalo listrik mati.. Tapi syng belum pya UPS.. hehehhe

Recent Post